Gejala Sakit Perut anak. Pada bayi: Orang tua biasanya
mendapati anaknya tak mau makan, rewel, muntah dan tak mau bermain, atau hanya
berupa kesan bayinya tidak sehat. Tanda yang memerlukan perhatian serius adalah
muntah empedu, nyeri hebat dan feses berdarah. Perut mungkin kelihatan kembung atau cekung (scaphoid), terdengar
suara atau bunyi dari dan perut terasa
nyeri bila ditekan.
Pada anak: Walaupun anak dapat
berkomunikasi lebih baik dibanding bayi, beberapa faktor mungkin menyulitkan
kita untuk membedakan antara nyeri perut yang nyata dengan keluhan dari bagian tubuh yang lain.
Sangat penting untuk memastikan apakah sakit perut yang diderita seorang
anak adalah usus buntu
atau bukan. Hal ini karena pada
kebanyakan kasus apendisitis perforasi
terjadi dalam 20 – 36 jam dari mulai onset penyakit, sehingga diagnosa
dini sangat penting untuk ditegakkan.
Pada kasus yang klasik perjalanan penyakit dimulai denghan anak merasa
sakit di tengah pusar atau midepigastrium, disertai sedikit mual atau
muntah dan tidak mau
makan. Kemudian timbul demam yang
tidak tinggi diikuti oleh perburukan dari gejala-gejala tadi. Lalu rasa sakit berpindah ke perut bagian kanan bawah. Anak tak dapat beristirahat (tidur) dengan baik,
tak mau bermain dan kondisinya memburuk dengan progresif. Pemeriksaan fisik
tampak sakit, tak mau begerak dan nyeri tekan dititik kanan bawah perut.
Beberapa keadaan yang mungkin
dikelirukan dengan sakit perut
Luka lecet pada ujung kemaluan anak. Adanya luka lecet pada kemaluan
anak biasanya menyebabkan anak menahan kencingnya. Setelah kencing ditahan
otomatis kandung kemih anak akan penuh. Hal ini kadang terlihat pada anak yang
mengeluh sakit perut dan mengatakan tidak bisa berkemih yang pada dasarnya
bukanlah tidak bisa tapi tidak mau
karena perih saat berkemih disebabkan adanya luka lecet tadi.
Demam berdarah dengue. Sering disertai nyeri
perut yang cukup hebat, kadang-kadang dengan perut yang kencang. Terdapat kejadian dimana penderita DBD dioperasi
karena disangka apendisitis.
Dalam menghadapi anak
yang mengalami sakit perut memang tidak mudah, terutama pada yang masih bayi. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan yang
tinggi serta pengamatan yang cermat dan berulang-ulang, sehingga kita tidak
kehilangan waktu yang berharga yang mungkin sangat menentukan prognosis seorang
penderita.