Boleh percaya boleh tidak, tapi cuci tangan tengah menjadi perbincangan di seluruh dunia, bahkan dunia menggalakkannya untuk menjadi sebuah budaya yang kita sebut budaya cuci tangan. Sebenarnya Indonesia telah lama menggalakkan cuci tangan ini, terbukti saat kita berada di Sekolah Dasar dulu kita diajari oleh guru cara mencuci tangan yang baik dan benar, namun harus diakui, beberapa tahun belakangan ini, cuci tangan yang selama ini diajarkan disekolah-sekolah sekarang menghilang begitu saja. Harus diakui memang masih banyak sekali orang yang malas untuk cuci tangan, terutama pada mereka yang masih rendah pendidikannya maupun yang rendah kepeduliannya.
Kapan kita harus cuci tangan? Cuci tangan itu tidak semata sebelum dan sesudah makan dan sebelum tidur saja. Cuci tangan itu harus dilakukan sesering mungkin setelah kita menyentuh benda yang asing atau diluar tempat kita, atau bisa juga setelah kita memegang suatu benda yang kita ragukan kebersihannya.
Ingat, memegang suatu benda yang kita tidak tahu kebersihannya sama saja artinya kita telah memindahkan berjuta-juta kuman yang tidak kita ketahui dari tangan masuk ke dalam mulut. Selanjutnya, kuman-kuman ini kemudian akan masuk ke mulut dan berkembang biak di dalam tubuh kita.
Mengapa kita malas cuci tangan? Kemalasan kita mencuci tangan lebih disebabkan karena ketidakmau tahuan kita terhadap apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi terhadap diri kita. Selain itu, kebiasaan untuk jajan dan makanan di tempat-tempat jorok semakin membuat kita lupa untuk mencuci tangan.
Mari kita bayangkan hal seperti ini; Kita pergi ke kantor naik kereta setiap hari, tiba-tiba orang di sebelah kita bersin, ia bersin dengan menutupkan tangan ke hidung dan mulutnya. Tangan bekas menutup bersinnya tadi kemudian diletakkan kembali pada pegangan kursi kereta. Saat orang itu pergi, tanpa sengaja tangan kita, kita letakkan pada tempat tangan orang tadi. Saat itulah terjadi perpindahan kuman dari kursi ke tangan kita. Setelah turun dari kereta, kita membeli sarapan dan memegang gorengan dengan tangan tadi. Saat itulah terjadi perpindahan kuman dari tangan ke mulut kita, dan dalam jangka waktu enam jam setelahnya, kita akan ikut bersin-bersin seperti orang tadi.
Lalu bagaimana, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Mudah saja, berusahalah untuk mencuci tangan sesering mungkin, mulai biasakan dan jadikan budaya. Dengan cara itu mudah-mudahan kita terhindar dari infeksi penyakit.