Salah satu komplikasi yang paling banyak ditemui pada anak dengan demam adalah Kejang demam. Kejang demam terjadi karena adanya bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Deman yang disertai kejang ini biasanya terjadi antara anak umur tiga bulan hingga lima tahun.
Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi karena memang kejang demam ini tidak sama dengan epilepsi. Tanda pertama dari epilepsi adalah munculnya kejang tanpa disertai demam.
Harus diketahui adalah, kejang demam biasanya tidak berbahaya karena tidak menyerang jaringan otak, berbeda dengan kejang disebabkan karena infeksi pada otak seperti meningitis.
Dokter biasa mengelompok jenis kejang ini menjadi dua macam:
Pertama kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit
Kedua kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari l5 menit dan terjadi lebih dari satu kali kejang dalam jangka waktu kurang dari 24 jam.
Entah mengapa, namun berdasarkan statistik untuk wilayah Asia, umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada laki-laki.
Apa penyebabnya? Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan oleh infeksi, namun tidak semua demam bisa menimbulkan kejang demam. Kejang demam baru muncul jika suhu tubuh terlalu panas, namun kebanyakan anak yang demam tinggipun tidak serta merta mengalami kejang demam.
Kejangnya biasanya berlangsung singkat, antara 3-5 menit. Bentuk kejang yang terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan singkat saja. Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurng dari 8% berlangsung lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis.
.Pada saat kejang terjadi, tubuh anak harus dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus dibuat selapang mungkin agar keluar masuk udara terjamin. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik.
Dengan penanganan yang tepat dan cepat, hasilnya akan baik dan tidak menyebabkan kematian. Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.