Beberapa hari yang lalu saya kedatangan seorang pasien yang mengeluhkan gatal-gatal di lipat paha yang sudah timbul hampir dua bulan lamanya. Ia menceritakan kisahnya jika ia pertama kali mengeluhkan timbulnya gatal di lipat paha ini setelah ia beberapa hari bekerja keras di kebunnya. Setiap malam ia harus menggaruk lipat paha kanan dan kirinya menggunakan kuku tangan terkadang sisir. Bahkan ia pernah menyiramkan air hangat-hangat kuku ke lipat pahanya tersebut. Akibatnya justru rasa gatal yang timbulpun semakin hebat.
Ia kemudian menceritakan keluhannya tersebut kepada teman-temannya. Oleh teman-temannya ia disarankan untuk membeli salep gatal di apotik, nama salepnya adalah deksametason. Namun setelah dipakai setelah beberapa hari, tidak muncul perubahan sedikitpun bahkan gatal pertambah parah dan mulai timbul nanah pada lipat pahanya dan sekarang terasa sangat perih jika dibawa berjalan.
Akhirnya saya melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa sebenarnya gatal pada lipat pahanya itu bukan karena proses alergi namun disebabkan oleh jamur. Jamur memang suka sekali tumbuh pada daerah-daerah yang lembab dan tidak terkena sinar matahari. Lipat paha adalah salah satu tempat yang ideal untuk itu. Lalu mengapa jamur bisa menempel pada lipat paha tersebut? Dari mana asalnya?
Jamur tersebut berasal dari luar, tanpa sengaja jamur tersebut menempel pada celana dalam saat sedang dijemur atau pada saat buang air di wc umum. Jamur tersebut tidak serta merta menempel karena harus juga disesuaikan dengan kondisi kulit lipat paha. Pada kondisi yang kering biasanya jamur akan mati namun jika kondisi lipat paha lembab, saat itulah jamur akan tumbuh. Jika jamur sudah berhasil tumbuh, maka jamur akan dengan sangat mudah terus melebar dan terus melebar.
Lalu bagaimana cara mengobati gatal akibat jamur seperti ini?
Gatal akibat jamur ini bisa disembuhkan dengan cara memakan obat anti jamur dan menggunakan obat salep kulit anti jamur. Ada beberapa golongan obat anti jamur yang biasa digunakan oleh dokter (griseofulvin, ketokonazole, itrakonazole, mikonazole dll).
terkadang dokter akan mengkombinasikan obat ini dengan obat lain seperti obat anti gatal dan obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.