Mencukupi kebutuhan nutrisi sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Jika nutrisi yang diberikan mencukupi, maka anak akan tumbuh dengan sehat, tapi apabila nutrisi yang diberikan itu berlebihan maka anak bakal mengalami kelebihan gizi yang disebut dengan istilah overnutrisi dan pada akhirnya anak anda pun akan tumbuh sebagai anak obesitas alias kegemukan.
Menjaga pola makan anak yang baik dan seimbang adalah kewajiban orang tua, selain itu juga harus selalu menerapkan kaidah gizi yang seimbang yang harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineralnya.
Nah, diantara kesemua porsi kebutuhan tersebut, yang mempunyai porsi terbanyak dan terbesar adalah karbohidrat. Karbohidrat yang terlalu banyak inilah yang bisa menyebabkan timbulnya obesitas.
Obesitas akan memacu timbulnya penyakit-penyakit yang seharusnya belum muncul di masa kanak-kanak menjadi muncul dan berujung pada meningkatnya penyakit seperti kardiovaskuler, diabetes dan hipertensi. Bahkan dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki yang mengalami kegemukan rata-rata memiliki kualitas hidup yang lebih rendah.
PENYEBAB OBESITAS
Tahukah anda ternyata dari sebuah penelitian yang ada ternyata risiko obesitas juga terus meningkat terutama pada mereka yang memiliki saudara kandung yang obesitas.
Menurut Mark Pachucki dari Morgan Institute dari Mongan Institute for Health Policy at Massachusetts General Hospital Boston, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/7/2014) ketika anda mengamati keluarga dengan dua anak, pengaruh anak obesitas lebih kuat dari saudara kandung dibandingkan dari orang tuanya.
Penelitian yang dilakukan pada 1.948 keluarga ini ternyata berhasil menunjukkan data yang mencengangkan. Hasil menunjukkan bahwa 12 persen anak tunggal mengalami obesitas. Data juga yang menunjukkan bahwa 20 persen anak tunggal jarang berolahraga dan sepertiga dari mereka jajan makanan cepat saji minimal dua kali dalam seminggu.
Bedanya, data menunjukkan bahwa sang adik lebih rentan mengalami obesitas daripada kakak. 8 Persen kakak mengalami obesitas, lebih sedikit dibandingkan dengan 12 persen adik.
"Kakak atau abang memang nampak lebih persuasif. Menurutku, banyak adik yang melihat kepada kakaknya, bagaimana pola hidup dan makannya. Itu yang menjadi penjelasan atas haril penelitian ini," sambung Pachucki lagi.