Cadel merupakan gangguan yang biasa terjadi ketika mengucapkan huruf tertentu. Huruf paling sering sulit dilafalkan dengan benar adalah R yang berubah menjadi L. Cadel terjadi karena gangguan fungsi lidah. Selain anatomi lidah kebiasaan melafalkan huruf sok unyu menjadi penyebab cadel tidak berkurang hingga usia dewasa.
Faktor Penyebab Cadel
Rongga mulut dan bagian-bagiannya termasuk lidah, langit-langit dan gigi merupakan organ utama dalam berkomunikasi. Melafalkan huruf-huruf baik konsonan maupun vokal tergantung pada anatomi rongga mulut dan bagian-bagiannya. Lidah tidak hanya berperan dalam proses pencernaan makanan namun juga berperan penting pada artikulasi udara ketika mengucapkan huruf sesuai seperti harapan.
Jika seseorang mengalami cadel organ paling berperan sebagai penyebab adalah lidah. Cadel dapat terjadi karena bentuk anatomi lidah yang tidak berkembang sempurna atau terjadinya ketidaksesuaian panjang pada frenulum linguae yaitu lapisan kulit yang menguhubungkan lidah dengan dasar rongga mulut. Akibatnya lidah sulit bergetar sehingga beberapa huruf tertentu terutama R akan sulit dilafalkan. Bibir, rahang, langit-langit yang tidak sempurna seperti yang dialami penderita sumbing juga menjadi penyebab terjadinya cadel.
Gangguan psikologis dan mental seperti down syndrome, palsi serebral dan autism serta gangguan syaraf akibat penyakit stroke dan Parkinson merupakan faktor pemicu terjadinya cadel. Namun yang perlu diingat kebiasaan orang tua mencadel-cadelkan ketika berbicara dengan balita dapat mendorong balita menirukan dan meneruskan kebiasaan ini hingga tumbuh dewasa.
Sok Unyuk yang Tak Lagi Lucu
“Duh anak Mama tantiknya habis mandi lambutnya wangiii”, “cini cayang duduk dekat Mama”, “Mamam dulu dicuapin Mama baru minum cucu ya?” ucapan-ucapan sok imut ini mungkin terdengar lucu dan mesra di telinga tetapi bisa menimbulkan gangguan berbicara. Jika hal ini menjadi kebiasaan yang dilakukan dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan salah persepsi pada sang anak. Bisa jadi si anak menganggap bahwa huruf S dilafalkan seperti huruf C, huruf C diucapkan menjadi T dan huruf L seolah sama dengan huruf R.
Cara berkomunikasi dapat terjadi karena kebiasaan mendengar. Agar anak tidak terbawa mengucapkan huruf yang salah hendaknya sejak dini orang tua memainkan peran sebagai pemantau cara bicara anak. Hindari berkomunikasi dengan cara mencadelkan huruf (baby talk) agar anak terbiasa mendengar huruf-huruf diucapkan secara benar.