Kanker ovarium (saluran indung telur) merupakan penyakit kanker mematikan yang menyerang wanita selain kanker rahim dan payudara. Mengenali gejala awal dan menerapkan tips-tips mencegah terjadinya penyakit tersebut membantu menurunkan angka kematian akibat kanker ovarium.
Gejala kanker ovarium.
Ovarium merupakan saluran reproduksi wanita yang terletak di kiri dan kanan bagian sisi rahim. Ovarium bertugas memproduksi ovum serta berperan dalam pembentukan hormone wanita yang berperan dalam proses reproduksi seperti progesterone dan estrogen. Kanker ovarium berbeda dengan kanker rahim yang dapat diantisipasi dengan skrining test pap smear. Seringkali kanker ovarium baru dapat diketahui ketika penyakit tersebut telah memasuki stadium lanjut.
Penyebab kanker ovarium belum dapat diketahui secara pasti. Namun kanker ovarium dapat dibedakan berdasarkan bagian ovarium yang diserangnya. Kanker ovarium secara spesifik menyerang sel-sel bagian luar indung telur dan lapisan tipis pelindung indung telur bagian luar atau biasa dikenal sebagai tumor epithelial, sel yang bertugas memproduksi sel telur atau disebut tumor germ cell dan sel yang menghasilkan hormone atau disebut tumor stromal.
Kanker ovarium bisa meluas hingga ke dalam panggul dan rongga perut. Gejala kanker ovarium adalah sakit di bagian perut dan panggul, mudah lelah, frekuensi buang air kecil dan BAB yang berubah, perut bengkak dan kembung, mual dan perut terasa penuh. Penanganan kanker ovarium dilakukan dengan kemoterapi dan tindakan operasi. Membiasakan menerapkan tips-tips hidup sehat merupakan langkah tepat mengurangi mengurangi resiko kanker ovarium, salah satunya adalah rajin minum teh yang diseduh tiap hari.
Teh, minuman pencegah kanker ovarium yang mematikan
Penelitian ilmiah selama tiga dasawarsa yang melibatkan lebih dari seratus ribu wanita sebagai obyek penelitian menunjukkan fakta bahwa teh membantu menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Secangkir teh hitam setiap hari ternyata mampu menurunkan resiko kanker ovarium hingga 31 persen. Mekanisme pengaruh teh terhadap penurunan resiko belum dapat diketahui secara pasti. Namun para ahli menduga adanya peran zat flavanoid dalam teh yang berfungsi sebagai antioksidan.
Flavanoid bersifat mempengaruhi pertukaran sinyal antar sel di dalam tubuh. Hal ini diduga menyebabkannya mampu menekan kerja sel abnormal yang berpotensi tumbuh menjadi kanker sehingga menimbulkan apoptosis atau kematian sel kanker.
Selama ini belum pernah ditemui laporan adanya penyakit yang timbul dari kebiasan minum teh. Mengingat fungsi flavanoid sebagai antioksidan minum teh seduh tiap hari dapat menjadi kebiasaan baru yang cukup menyehatkan.